UNTUK YANG DI RINDUKAN, SELALU.

Ketika tangan sulit untuk berjabat, 
Ketika mata tak bisa lagi saling menatap, 
Ketika perbincangan tak bisa kita lakukan, 
Lewat tumpahan air langit yang menyentuh tanah, 
Desiran angin meniupkan dedaunan menabrak batang pohon. 

Aku bergemirih dalam hati bahwa aku merindukanmu, mba. Dalam, tajam. Lirihan doa yang tak kau dengar dan sujud tangisan yang ku cium adalah bukti bahwa tulang rusuk ini tak pernah menemui pasangannya; adalah salah.

ini masih "Tentangmu, Anasthasa."

Januari, 2018
Mt.Pundak, Mojokerto

Komentar

Postingan Populer