SALAHKAH KU MENUNTUT MESRA ?
#14
Kau pernah bilang
Rinduku serupa abu
Ia mudah hilang, gampang terhempas
Tergenang air
Atau terseret arus
Menuju sungai, laut
Atau berakhir di comberan hitam
di gang buntu yang riuh dengan bocah dekil beringus.
Namun barangkali rindu memang sudah tak semenarik dulu
Ia terlalu banyak diobral
Dalam lagu cinta eceran,
dalam puisi romansa kapiran,
hingga stanza dangdut kacangan
Rindu memang sudah jadi barang kodian
Rindu tak lagi menarik
Usang, kuno, dan tak layak dibicarakan
Padahal rindu menarik ketika ia tak berisik
Terlahir dari kesunyian yang menyayat
Ditakik dari jarak yang semakin jauh
Digurat seiring melambatnya waktu
Dirapal bersama deru roda kereta
Rindu seperti ini,
Rindu yang ditulis hanya pada sobekan kertas.
Surabaya
Januari, 2018
Kau pernah bilang
Rinduku serupa abu
Ia mudah hilang, gampang terhempas
Tergenang air
Atau terseret arus
Menuju sungai, laut
Atau berakhir di comberan hitam
di gang buntu yang riuh dengan bocah dekil beringus.
Namun barangkali rindu memang sudah tak semenarik dulu
Ia terlalu banyak diobral
Dalam lagu cinta eceran,
dalam puisi romansa kapiran,
hingga stanza dangdut kacangan
Rindu memang sudah jadi barang kodian
Rindu tak lagi menarik
Usang, kuno, dan tak layak dibicarakan
Padahal rindu menarik ketika ia tak berisik
Terlahir dari kesunyian yang menyayat
Ditakik dari jarak yang semakin jauh
Digurat seiring melambatnya waktu
Dirapal bersama deru roda kereta
Rindu seperti ini,
Rindu yang ditulis hanya pada sobekan kertas.
Surabaya
Januari, 2018
Komentar
Posting Komentar